Soal PAIBP Kelas 10 BAB III Mempertahankan Kejujuran sebagai Cermin Kepribadian (PAIBP kelas 10 SMA/SMK/MA/MAK). Pembaca Ustadzmu.com, berikut ini kami sajikan untuk Anda khususnya yang masih berada di kelas 10 SMA/SMK/MA/MAK Contoh Soal dan Jawabannya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP) kurikulum 2013. Kali ini kita bahasa Bab III Mempertahankan Kejujuran sebagai Cermin Kepribadian, yaitu membahas materi tentang jujur (Ash-Shidq). Silahkan dibaca, dipelajari, semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk berbagai sharing kepada yang lainnya.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jawaban yang benar dan tepat!
1. Jelaskan pengertian jujur menurut bahasa dan istilah!
Jawaban:
Dalam bahasa Arab, kata jujur semakna dengan “aś-śidqu” atau “śiddiq” yang berarti benar, nyata, atau berkata benar. Lawan kata ini adalah dusta, atau dalam bahasa Arab ”al-kadzibu”.
Secara istilah, jujur atau aś-śidqu bermakna:
- kesesuaian antara ucapan dan perbuatan;
- kesesuaian antara informasi dan kenyataan;
- ketegasan dan kemantapan hati;
- sesuatu yang baik yang tidak dicampuri kedustaan.
2. Sebutkan pembagian sifat jujur menurut Imam Al-Ghazali!
Jawaban:
Imam al-Gazali membagi sifat jujur atau benar (śiddiq) sebagai berikut:
a. Jujur dalam niat atau berkehendak, yaitu tiada dorongan bagi seseorang dalam segala tindakan dan gerakannya selain dorongan karena Allah Swt.
b. Jujur dalam perkataan (lisan), yaitu sesuainya berita yang diterima dengan yang disampaikan. Setiap orang harus dapat memelihara perkataannya. Ia tidak berkata kecuali dengan jujur. Barangsiapa yang menjaga lidahnya dengan cara selalu menyampaikan berita yang sesuai dengan fakta yang sebenarnya, ia termasuk jujur jenis ini. Menepati janji termasuk jujur jenis ini.
c. Jujur dalam perbuatan/amaliah, yaitu beramal dengan sungguh-sungguh sehingga perbuatan żahirnya tidak menunjukkan sesuatu yang ada dalam batinnya dan menjadi tabiat bagi dirinya.
3. Sebutkan dalil dari Al-Qur'an perintah berkata atau berlaku jujur!
Jawaban:
Firman Allah SWT:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah Swt. dan ucapkanlah perkataan yang benar.” (Q.S. al-Ahzāb/33:70)
4. Jelaskan kenapa orang yang amanah (melaksanakan amanat disebut Al-Amin)! Jelaskan juga hubungan antara amanah dan sifat jujur!
Jawaban:
Orang yang melaksanakan amanat disebut al-Amin, yakni orang yang terpercaya, jujur, dan setia. Dinamakan demikian karena segala sesuatu yang diamanatkan kepadanya menjadi aman dan terjamin dari segala bentuk gangguan, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain. Sifat jujur dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan, seperti dalam kehidupan rumah tangga, perniagaan, perusahaan, dan hidup bermasyarakat.
5. Jelaskan maksud dari ayat berikut ini:
Q.S. al-Māidah/5:8
“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Jawaban:
Menurut Ibnu Kașir, maksud ayat di atas adalah agar orang-orang yang beriman menjadi penegak kebenaran karena Allah Swt., bukan karena manusia atau karena mencari popularitas. Mereka dapat menjadi saksi dengan adil dan tidak curang, jangan pula kebencian kepada suatu kaum menjadikan kalian berbuat tidak adil terhadap mereka, Terapkanlah keadilan itu kepada setiap orang, baik teman ataupun musuh karena sesungguhnya perbuatan adil menghantarkan pelakunya memperoleh derajat takwa.
Terkait dengan menjadi saksi dengan adil, ditegaskan dari Nu’man bin Basyir, “Ayahku pernah memberiku suatu hadiah. Kemudian ibuku, ‘Amrah binti Rawahah, berkata, ‘Aku tidak rela sehingga engkau mempersaksikan hadiah itu kepada Rasulullah saw. Kemudian, ayahku mendatangi beliau dan meminta beliau menjadi saksi atas hadiah itu. Kemudian Rasulullah saw. pun bersabda:
Artinya: “Apakah setiap anakmu engkau beri hadiah seperti itu juga?
‘Tidak’, jawabnya. Maka beliau pun bersabda, ‘Bertakwalah kepada Allah Swt., dan berbuat adillah terhadap anak-anak kalian!’ lebih lanjut beliau bersabda, ‘Sesungguhnya, aku tidak mau bersaksi atas suatu ketidakadilan.’
Kemudian ayahku pulang dan menarik kembali pemberian tersebut.”
6. Sebutkan hadits Nabi yang memerintahkan kita agar berlaku jujur!
Jawaban:
Hadis dari Abdullah bin Mas’ud ra Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud ra., Rasulullah saw. bersabda,
“Hendaklah kamu berlaku jujur karena kejujuran menuntunmu pada kebenaran, dan kebenaran menuntunmu ke surga. Dan sesantiasa seseorang berlaku jujur dan selalu jujur sehingga dia tercatat di sisi Allah Swt. sebagai orang yang jujur. Dan hindarilah olehmu berlaku dusta karena kedustaan menuntunmu pada kejahatan, dan kejahatan menuntunmu ke neraka. Dan seseorang senantiasa berlaku dusta dan selalu dusta sehingga dia tercatat di sisi Allah Swt. sebagai pendusta.” (H.R. Muslim)
7. Sebutkan contoh Penerapan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat!
Jawaban:
Penerapan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat misalnya seperti berikut.
- Meminta izin atau berpamitan kepada orang tua ketika akan pergi ke mana pun
- Tidak meminta sesuatu di luar kemampuan kedua orang tua
- Mengembalikan uang sisa belanja meskipun kedua orang tua tidak mengetahuinya.
- Melaporkan prestasi hasil belajar kepada orang tua meskipun dengan nilai yang kurang memuaskan.
- Tidak memberi atau meminta jawaban kepada teman ketika sedang ulangan atau ujian sekolah.
- Mengatakan dengan sejujurnya alasan keterlambatan datang atau ketidakhadiran ke sekolah
- Mengembalikan barang-barang yang dipinjam dari teman atau orang lain, meskipun barang tersebut tampak tidak begitu berharga.
- Memenuhi undangan orang lain ketika tidak ada hal yang dapat menghalanginya.
- Tidak menjanjikan sesuatu yang kita tidak dapat memenuhi janji tersebut.
- Mengembalikan barang yang ditemukan kepada pemiliknya atau melalui pihak yang bertanggung jawab
- Membayar sesuatu sesuai dengan harga yang telah disepakati.
Jawaban:
Dalam bahasa Arab, kata jujur semakna dengan “aś-śidqu” atau “śiddiq” yang berarti benar, nyata, atau berkata benar. Lawan kata ini adalah dusta, atau dalam bahasa Arab ”al-kadzibu”.
Secara istilah, jujur atau aś-śidqu bermakna:
- kesesuaian antara ucapan dan perbuatan;
- kesesuaian antara informasi dan kenyataan;
- ketegasan dan kemantapan hati;
- sesuatu yang baik yang tidak dicampuri kedustaan.
2. Sebutkan pembagian sifat jujur menurut Imam Al-Ghazali!
Jawaban:
Imam al-Gazali membagi sifat jujur atau benar (śiddiq) sebagai berikut:
a. Jujur dalam niat atau berkehendak, yaitu tiada dorongan bagi seseorang dalam segala tindakan dan gerakannya selain dorongan karena Allah Swt.
b. Jujur dalam perkataan (lisan), yaitu sesuainya berita yang diterima dengan yang disampaikan. Setiap orang harus dapat memelihara perkataannya. Ia tidak berkata kecuali dengan jujur. Barangsiapa yang menjaga lidahnya dengan cara selalu menyampaikan berita yang sesuai dengan fakta yang sebenarnya, ia termasuk jujur jenis ini. Menepati janji termasuk jujur jenis ini.
c. Jujur dalam perbuatan/amaliah, yaitu beramal dengan sungguh-sungguh sehingga perbuatan żahirnya tidak menunjukkan sesuatu yang ada dalam batinnya dan menjadi tabiat bagi dirinya.
3. Sebutkan dalil dari Al-Qur'an perintah berkata atau berlaku jujur!
Jawaban:
Firman Allah SWT:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah Swt. dan ucapkanlah perkataan yang benar.” (Q.S. al-Ahzāb/33:70)
4. Jelaskan kenapa orang yang amanah (melaksanakan amanat disebut Al-Amin)! Jelaskan juga hubungan antara amanah dan sifat jujur!
Jawaban:
Orang yang melaksanakan amanat disebut al-Amin, yakni orang yang terpercaya, jujur, dan setia. Dinamakan demikian karena segala sesuatu yang diamanatkan kepadanya menjadi aman dan terjamin dari segala bentuk gangguan, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain. Sifat jujur dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan, seperti dalam kehidupan rumah tangga, perniagaan, perusahaan, dan hidup bermasyarakat.
5. Jelaskan maksud dari ayat berikut ini:
Q.S. al-Māidah/5:8
“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Jawaban:
Menurut Ibnu Kașir, maksud ayat di atas adalah agar orang-orang yang beriman menjadi penegak kebenaran karena Allah Swt., bukan karena manusia atau karena mencari popularitas. Mereka dapat menjadi saksi dengan adil dan tidak curang, jangan pula kebencian kepada suatu kaum menjadikan kalian berbuat tidak adil terhadap mereka, Terapkanlah keadilan itu kepada setiap orang, baik teman ataupun musuh karena sesungguhnya perbuatan adil menghantarkan pelakunya memperoleh derajat takwa.
Terkait dengan menjadi saksi dengan adil, ditegaskan dari Nu’man bin Basyir, “Ayahku pernah memberiku suatu hadiah. Kemudian ibuku, ‘Amrah binti Rawahah, berkata, ‘Aku tidak rela sehingga engkau mempersaksikan hadiah itu kepada Rasulullah saw. Kemudian, ayahku mendatangi beliau dan meminta beliau menjadi saksi atas hadiah itu. Kemudian Rasulullah saw. pun bersabda:
Artinya: “Apakah setiap anakmu engkau beri hadiah seperti itu juga?
‘Tidak’, jawabnya. Maka beliau pun bersabda, ‘Bertakwalah kepada Allah Swt., dan berbuat adillah terhadap anak-anak kalian!’ lebih lanjut beliau bersabda, ‘Sesungguhnya, aku tidak mau bersaksi atas suatu ketidakadilan.’
Kemudian ayahku pulang dan menarik kembali pemberian tersebut.”
6. Sebutkan hadits Nabi yang memerintahkan kita agar berlaku jujur!
Jawaban:
Hadis dari Abdullah bin Mas’ud ra Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud ra., Rasulullah saw. bersabda,
“Hendaklah kamu berlaku jujur karena kejujuran menuntunmu pada kebenaran, dan kebenaran menuntunmu ke surga. Dan sesantiasa seseorang berlaku jujur dan selalu jujur sehingga dia tercatat di sisi Allah Swt. sebagai orang yang jujur. Dan hindarilah olehmu berlaku dusta karena kedustaan menuntunmu pada kejahatan, dan kejahatan menuntunmu ke neraka. Dan seseorang senantiasa berlaku dusta dan selalu dusta sehingga dia tercatat di sisi Allah Swt. sebagai pendusta.” (H.R. Muslim)
7. Sebutkan contoh Penerapan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat!
Jawaban:
Penerapan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat misalnya seperti berikut.
- Meminta izin atau berpamitan kepada orang tua ketika akan pergi ke mana pun
- Tidak meminta sesuatu di luar kemampuan kedua orang tua
- Mengembalikan uang sisa belanja meskipun kedua orang tua tidak mengetahuinya.
- Melaporkan prestasi hasil belajar kepada orang tua meskipun dengan nilai yang kurang memuaskan.
- Tidak memberi atau meminta jawaban kepada teman ketika sedang ulangan atau ujian sekolah.
- Mengatakan dengan sejujurnya alasan keterlambatan datang atau ketidakhadiran ke sekolah
- Mengembalikan barang-barang yang dipinjam dari teman atau orang lain, meskipun barang tersebut tampak tidak begitu berharga.
- Memenuhi undangan orang lain ketika tidak ada hal yang dapat menghalanginya.
- Tidak menjanjikan sesuatu yang kita tidak dapat memenuhi janji tersebut.
- Mengembalikan barang yang ditemukan kepada pemiliknya atau melalui pihak yang bertanggung jawab
- Membayar sesuatu sesuai dengan harga yang telah disepakati.
Posting Komentar
0Komentar